Minggu, 14 Oktober 2012

Pengertian dan Tujuan Psikologi Lintas Budaya serta Perbandingan dengan Ilmu lain



PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA


1.    Pengertian Psikologi Lintas Budaya
       ·      Psikologi lintas budaya adalah kajian empirpik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang diramalkan dengan signifikan (Brislin, lonner dan Thorndike, 1973).
       ·           Psikologi lintas budaya menurut Segall, Dasen, dan Poortinga (1990) adalah kajian ilmiah mengenai perilaku manuasia dan penyebarannya, skaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok yaitu :
            Keragaman perilaku manusia didunia dan kaitannya antara perilaku individu dengan konteks budaya.
       ·           Jadi, dapat disimpulkan bahwa Psilkologi Lintas Budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis dalam berbagai budaya dan kelompok etnik mengenai hubungan-hubungan diantara ubahan psikologis dan sosiobudaya, ekologis dan ubahan biologis serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung.

       2.    Apa hubungan belajar Psikologi Lintas Budaya dengan displin ilmu lainnya
            ·    Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan Kepribadian
            Kepribadian cenderung menekankan perbedaan diantara individu atau dalam tradisi lintas-budaya diantara anggota budaya yang berbeda, bagaimana orang-orang menghayati diri sendiri dan konteks sosiobudaya ditempat mereka. Konteks kesamaan lintas budaya berkaitan dengan kepribadian yaitu bagaiman seseorang dapat memahami perilaku orang lain dalam budaya lain, disamping perbedaan dalam keyakinan, pendapat, sikap, dan pengetahuan. Ada 2 aspek substuntif kepribadian sebagai sumbangan psikologi lintas budaya yaitu diri (self) dan wujud kembar dari kesadaran (altered states of consciousines).
       ·           Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan Sosiologi
            Dalam ilmu sosiologi ada istilah akulturasi, akulturasi merupakan proses dimana suatu kelompok manusia suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat-laun diterima dan dapat diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Kaitannya dengan psikologi lintas budaya yaitu bagaimana kelompok manusia  yang dihadapkan oleh kebudayaan lain yang dapat mengendalikan budaya asing  yang masuk sehingga budayanya sendiri tidak akan hilang. Unsur-unsur budaya asing yang diterima, tentunya terlebih dahulu mengalami proses pengolahan, sehingga bentuknya tidak asli lagi seperti semula. Misalnya sistem pendidikan di indonesia untuk sebagian besar diambil dari unsur-unsur barat, akan tetapi sudah disesuaikan serta diolah sedemikian rupa, sehingga merupakan kebudayaan sendiri.
·           Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan Antropologi
            Ilmu antropologi menekankan pada pengertian tentang manusia dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik, kepribadian, masyarakat serta kebudayaannya. Kaitannya dengan psikologi lintas budaya yaitu bagaimana manusia dapat memahami adanya perbedaan aneka warna kulit, bentuk fisik, kepribadian antara sesama manusia sehingga manusia  itu dapat menyesuaikan perilakunya pada kebudayaan tersebut, maka manusia dapat berelasi  baik dengan manusia lainnya.

Hubungan lintas budaya dengan ilmu yang lain :
  1. Hubungan lintas budaya dengan ilmu antropologi dalam definisi sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya. Hanya sebagian kecil dimensi manusia yang tidak dicakup dalam konsep budaya, yakni yang terkait dengan insting serta naluri. Contoh : sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan.
  2.  Hubungan lintas budaya dengan ilmu sosial, kebijaksanaan diterima masyarakat berbasis pertanian tradisional memiliki budaya kolektifitas modern. Contoh : masyarakat informasi.
  3. Hubungan lintas budaya dengan ilmu psikologi klinis, psikologi klinis telah menerapkan prinsip – prinsip psikologi lintas budaya. Contoh : dalam hal psikoterapi dan konseling.
  4.  Hubungan lintas budaya dengan ilmu sosiologi, kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Contoh : kebudayaan hindu budha adanya kontak dagang antara indonesia dengan india maka mengakibatkan adanya kontak budaya yang menghasilkan bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kebudayaan sendiri.
  5. Hubungan lintas budaya dengan ilmu politik Dalam teori politik, sistem politik itu terbangun dari berbagai sub sistem politik yang ada serta dipengaruhi oleh sistem -sistem yang lain termasuk sistem budaya. Sementara itu , Budaya politik sering dimaknai sebagai segala pemahaman dan perilaku individu maupun masyarakat tentang kehidupan politik yang terjadi di suatu negara atau di suatu tatanan sistem politik. Dengan demikian budaya budaya politik itu secara garis besar berhubungan dengan sikap dan perilaku politik seseorang atau masyarakat dalam sebuah sistem politik. Maka untuk selanjutnya budaya poltik akan mempengaruhi perjalanan sebuah sistem politik. Pada umumnya para ilmuwan politik membagi budaya politik menjadi 3 bagian atau 3 tahapan yaitu budaya politik “kognitif, afektif dan evaluatif ” ada juga yang menyebutnya budaya “kaula , parokial dan partisipan”. Karakter dari masing-masing tahapan itu jelas berbeda. Keperbedaan itu tentu saja berpengaruh terhadap pelaksanaan sistem politik yang ada. Menurut David E. Easton Bahwa sistem politik itu terbagi menjadi : input, proses , output dan feed back ” . bagian – bagian ini dalam pelaksanaannya nanti pasti dan selalu akan dipengaruhi oleh budaya politik dari masyarakat politik yang ada di sebuah sistem politik

 sumber : Berry,John W,Poortinga,  Suhardono,Edi (penerj.) .1999. Psikologi Lintas-Budaya: Riset dan aplikasi  Publisher.  Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar